Lunturnya sifat malu dalam masyarakat merupakan salah satu parameter
degradasi iman. Sebab, rasa malu akan segera menyingkir dengan
sendirinya tatkala iman sudah terkikis. Sebagaimana sabda Rasululloh
Shallallaahu alaihi wa Sallam, yang artinya: “Malu dan iman saling
berpasangan. Bila salah satunya hilang, maka yang lain turut hilang.”
(HR Hakim dalam kitab Al-Mustadrak)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam pernah melewati seorang
laki-laki Anshar yang mencela sifat malu saudaranya. Maka Rasululloh
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: “Tinggalkan dia.
Sesungguhnya malu itu sebagian dari iman.”
Dari Abi Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasululloh Shallallaahu alaihi
wa Sallam bersabda, yang artinya: “Iman itu ada tujuh puluh bagian. Yang
paling tinggi adalah kalimat ‘la ilaha illallah’ dan yang paling rendah
adalah menyingkirkan duri di jalan. Dan malu adalah bagian dari iman.”
(HR Bukhari)
- 10 Wasiat Imam Hasan Al Banna
- Menolak ‘Zulaikha’ Sejantan Yusuf
- Untukmu Yang Tak Sabar
- Kisah Perang Uhud
- Kisah Wanita Pemungut Sampah yang DiSholatkan oleh Rasulullah SAW
- Rasulullah SAW Takut Terhadap Kekayaan Dunia yang Melimpah
- Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Empat Ekor Burung
- Doanya Tertolak Selama Empat Bulan Karena Sebutir Kurma
- Doa Anak-Anak Gaza di Pagi Hari
- Kisah Ini Membuatku Menghapus Sosok Pangeran Kaya
- Abdurrahman Tidak Mau Menjual Agamanya Dengan Dunia
- Armada Penakluk Lautan Di Era Kejayaan Islam
- Pesan Rasulullah SAW kepada Pasukan Jihad
- Mukjizat Nabi Musa
- Rasa Takut Muhammad al-Munqadir Dengan Siksa Allah
- Mengenang Sejarah Ka’bah
- Kisah Rasulullah SAW dan Delapan Dirham Penuh Berkah
- Utsman bin Affan r.a Datang Kepada Nabi SAW dengan Membawa Seribu Dinar
- Pemilik Betis Terberat di Yaumil Hisab
- Saya Tidak Takut Anak Perempuanku Menjadi Fakir Miskin
- Imam Abu Hatim Ar Razi Menjual Bajunya Agar Dapat Menuntut Ilmu
- Kisah Ini Membuatku Menghapus Sosok Pangeran Kaya
- Nasihat Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra
- Umur 12 tahun Imam Ibnu Hajar menjadi imam shalat Tarawih di Masjidil Haram
- Menengok Kembali Kepemimpinan Umar bin Khattab r.a
0 Komentar Dari Saudara:
Posting Komentar