Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang mulia berdiri di puncak
bukit Uhud dan memandang musuh yang merangsek maju mengarah pada
dirinya. Beliau memandang ke sebelah kanan dan tampak olehnya seorang
perempuan mengayun-ayunkan pedangnya dengan gagah perkasa melindungi
dirinya. Beliau memandang ke kiri dan sekali lagi beliau melihat wanita
tersebut melakukan hal yang sama – menghadang bahaya demi melindungi
sang pemimpin orang-orang beriman.
Kata Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam kemudian, “Tidaklah aku
melihat ke kanan dan ke kiri pada pertempuran Uhud kecuali aku melihat
Nusaibah binti Ka’ab berperang membelaku.”
Memang Nusaibah binti Ka’ab Ansyariyah demikian cinta dan setianya
kepada Rasulullah sehingga begitu melihat junjungannya itu terancam
bahaya, dia maju mengibas-ngibaskan pedangnya dengan perkasa sehingga
dikenal dengan sebutan Ummu Umarah, adalah pahlawan wanita Islam yang
mempertaruhkan jiwa dan raga demi Islam termasuk ikut dalam perang
Yamamah di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid sampai terpotong
tangannya. Ummu Umarah juga bersama Rasulullah Shallallahu alaihi
Wassalam dalam menunaikan Baitur Ridhwan, yaitu suatu janji setia untuk
sanggup mati syahid di jalan Allah.
Nusaibah adalah satu dari dua perempuan yang bergabung dengan 70
orang lelaki Ansar yang berbaiat kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
Wassalam. Dalam baiat Aqabah yang kedua itu ia ditemani suaminya Zaid
bin Ahsim dan dua orang puteranya: Hubaib dan Abdullah. Wanita yang
seorang lagi adalah saudara Nusaibah sendiri. Pada saat baiat itu
Rasulullah menasihati mereka, “Jangan mengalirkan darah denga sia-sia.”
Dalam perang Uhud, Nusaibah membawa tempat air dan mengikuti suami
serta kedua orang anaknya ke medan perang. Pada saat itu Nusaibah
menyaksikan betapa pasukan Muslimin mulai kocar-kacir dan musuh
merangsek maju sementara Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berdiri
tanpa perisai. Seorang Muslim berlari mundur sambil membawa perisainya,
maka Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam berseru kepadanya, “berikan
perisaimu kepada yang berperang.” Lelaki itu melemparkan perisainya yang
lalu dipungut oleh Nusaibah untuk melindungi Nabi.
Ummu Umarah sendiri menuturkan pengalamannya pada Perang Uhud,
sebagaimana berikut: “…saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan
orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai
kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di
tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan,
saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut
serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah
Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah
sehingga akhirnya saya terluka.”
Ketika ditanya tentang 12 luka ditubuhnya, Nusaibah menjawab, “Ibnu
Qumaiah datang ingin menyerang Rasulullah ketika para sahabat sedang
meninggalkan baginda. Lalu (Ibnu Qumaiah) berkata, ‘mana Muhammad? Aku
tidak akan selamat selagi dia masih hidup.’ Lalu Mushab bin Umair dengan
beberapa orang sahabat termasuk saya menghadapinya. Kemudian Ibny
Qumaiah memukulku.”
Rasulullah juga melihat luka di belakang telinga Nusaibah, lalu
berseru kepada anaknya, “Ibumu, ibumu…balutlah lukanya! Ya Allah,
jadikanlah mereka sahabatku di surge!” Mendengar itu, Nusaibah berkata
kepada anaknya, “Aku tidak perduli lagi apa yang menimpaku di dunia
ini.”
Subhanallah, sungguh setianya beliau kepada baginda Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam.
Sumber
- 10 Wasiat Imam Hasan Al Banna
- Menolak ‘Zulaikha’ Sejantan Yusuf
- Untukmu Yang Tak Sabar
- Kisah Perang Uhud
- Kisah Wanita Pemungut Sampah yang DiSholatkan oleh Rasulullah SAW
- Rasulullah SAW Takut Terhadap Kekayaan Dunia yang Melimpah
- Kisah Nabi Ibrahim a.s dan Empat Ekor Burung
- Doanya Tertolak Selama Empat Bulan Karena Sebutir Kurma
- Doa Anak-Anak Gaza di Pagi Hari
- Kisah Ini Membuatku Menghapus Sosok Pangeran Kaya
- Abdurrahman Tidak Mau Menjual Agamanya Dengan Dunia
- Armada Penakluk Lautan Di Era Kejayaan Islam
- Pesan Rasulullah SAW kepada Pasukan Jihad
- Mukjizat Nabi Musa
- Rasa Takut Muhammad al-Munqadir Dengan Siksa Allah
- Mengenang Sejarah Ka’bah
- Kisah Rasulullah SAW dan Delapan Dirham Penuh Berkah
- Utsman bin Affan r.a Datang Kepada Nabi SAW dengan Membawa Seribu Dinar
- Pemilik Betis Terberat di Yaumil Hisab
- Saya Tidak Takut Anak Perempuanku Menjadi Fakir Miskin
- Imam Abu Hatim Ar Razi Menjual Bajunya Agar Dapat Menuntut Ilmu
- Kisah Ini Membuatku Menghapus Sosok Pangeran Kaya
- Nasihat Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra
- Umur 12 tahun Imam Ibnu Hajar menjadi imam shalat Tarawih di Masjidil Haram
- Menengok Kembali Kepemimpinan Umar bin Khattab r.a
0 Komentar Dari Saudara:
Posting Komentar